Download | Baca | Bagikan

Translate

Recent Post

    Recent Comment

    Sabtu, 16 Maret 2019

    IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA - Makalah

    Baca Juga

    IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA - Makalah

    KATA PENGANTAR MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA

    Puji  syukur  kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan RahmatNYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “ Implikasi Teori- Teori Perkembangan terhadap Perkembangan Manusia ”. Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka penulis sangat mengharapkan kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.
    Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan terima kasih bagi semua pihak  yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

    Indonesia , 19 Februari 2019


    Penulis

    BAB IPENDAHULUAN MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA

    A.    Latar Belakang
    Perkembangan manusia menunjuk pada perubahan-perubahan yang terjadi selama rentang hidup seseorang. Dalam membahas tentang perkembangan manusia, terdapat banyak teori. Teori perkembangan dalam hal ini berusaha memberikan suatu kerangka konseptual yang logis dan jelas untuk menggambarkan dan memahami perilaku dan gejala-gejala yang menimbulkan perubahan perkembangan serta prinsip dan mekanisme yang mendasari proses perubahan tersebut.
    Dalam memahami perkembangan manusia, teori mempunyai peranan yang sangat penting. Teori dapat membantu kita memahami gejala-gejala dan membuat ramalan tentang bagaimana kita berkembang serta bagaimana kita berperilaku.

    B.     Rumusan Masalah
    Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah:
    1.      Apakah yang dimaksud dengan teori perkembangan?
    2.      Apa saja teori-teori dalam Perkembangan?
    3.      Bagaimana bentuk-bentuk teori dalam perkembangan?

    C.    Tujuan
    Dari rumusan masalah tersebut, maka diperoleh tujuan pembahasan makalah:
    1.      Untuk mengetahui pengertian teori perkembangan.
    2.      Untuk mengetahui apa saja teori-teori dalam perkembangan.
    3.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk teori dalam perkembangan.

    BAB IIPEMBAHASAN MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA

    A.      Pengertian implementasi
    Implementasi adalah tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang, cermat dan terperinci.
    B.      Pengertian Teori Perkembangan
    Teori adalah pernyataan-pernyataan tentang sebuah konsep yang tersusun secara integratif yang berfungsi sebagai acuan saat harus menyebutkan/mendeskripsikan, membuat prediksi, dan menejelaskan sebuah fenomena atau perilaku yang muncul. Berdasarkan data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu teori adalah satu konsepsualisasi yang umum. Suatu terori harus dapat diuji kebenarannya. Bila tidak dia bukan suatu teori. Suatu teori akan memperoleh arti yang penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Dalam pembahasan tentang perkembangan manusia, terdapat banyak teori untuk menjelaskan tentang hakikat manusia , terutama tentang bagaimana manusia berkembang dan bertingkah laku dalam kehidupannya.
    C.      Teori Perkembangan Manusia
    Perkembangan  dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis (saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme dan merupakan satu kesatuan yang utuh), progresif (bersifat maju, meningkat dan mendalam, baik secara kuantitatif maupun kualitatif) dan berkesinambungan (secara beraturan, berurutan, bukan secara kebetulan) menyangkut fisik maupun psikis.
    1.      Teori Psikodinamik
    Teori psikodinamik merupakan teori yang berupaya menjelaskan hakikat perkembangan dan kepribadian. Unsur-unsur yang sangat diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Para teoritis psikodinamik percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan   atau impuls-impuls individu yang dibawah sejak lahir serta pengalaman sosial dan emosional mereka. Perkembangan seorang anak terjadi melalui serangkaian tahap, yang setiap tahapnya anak mengalami konflik-konflik internal yang harus diselesaikan sebelum memasuki tahap berikutnya. Teori ini banyak dipengaruhi Sigmund Freud dan Erik Erikson.
    a.      Teori Psikoanalisis Freud
    Teori ini berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian. Freud  meyakini bahwa kepribadian manusia memiliki tiga struktur penting, yaitu id, ego, dan superego.
    v  Id, merupakan struktur kepribadian yang asli, yang berisi segala sesuatu yang secara psikologis telah ada sejak lahir. Id merupakan reservior (gudang) energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk menggerakkan kedua struktur yang lain. Id merupakan sesuatu komponen yang menggunakan prinsip kesenangan.
    Contoh: orang yang lapar, pasti akan membayangkan makanan. Tetapi tidak akan menjadi kenyang jika hanya membayangkan. Karena itu, perlu adanya sistem lain yang menghubungkan pribadi dengan dunia objektif, yaitu ego.
    v  Ego, merupakan bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana yang bekerja atas dasar kenyataan pada dunia luar atau realitas yang ada di luar dirinya. Ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur, dan mengendalikan kepribadian
    Contoh:.ketika seseorang merasa lapar (dorogan dari id), maka ego akan memuaskan angan-angan tersebut dengan mencari makanan yang benar-benar nyata.
    v  Superego, merupakan dasar moral dari hati nurani. Superego memegang kendali atau filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu baik-buruk, benar-salah, dan boleh tidak.
    b.      Teori Psikososial Erikson
    Menurut teori psikososial Erikson, kepribadian terbentuk ketika seseorang melewati tahap psikososial sepanjang hidupnya. Psikososial berarti tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Perkembangan manusia dibedakan berdasarkan kualitas ego dalam delapan tahap perkembangan. Empat tahap pertama terjadi pada masa bayi, dan empat tahap terakhir terjadi pada masa dewasa sampai usia tua.
    v  Tahap kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust),  merupakan tahap yang terjadi selama tahun-tahun pertama. Contoh dalam tahap ini adalah hubungan antara ibu dengan bayi. Ketika ibu memberi makan, memeluknya, mengajak berbicara, maka bayi akan merasa bahwa dirinya diterima di dalam lingkungannya. Hal ini yang menjadi landasan pertama bagi rasa percaya. Sebaliknya, jika ibu tidak memenuhi kebutuhan sang bayi, maka dalam diri bayi akan timbul rasa ketidakpercayaan terhadap lingkungannya.
    v  Tahap otonomi dengan rasa malu dan ragu (autonomi versus shame and doubt), yaitu tahap kedua perkembangan psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai berjalan. Contohnya: anak mulai berlatih untuk pergi ke toilet.
    v  Tahap Inisiatif dengan Rasa Bersalah (initiatif versus guilt), terjadi pada masa-masa prasekolah (3-5 tahun). Anak-anak perlu mulai menunjukkan kendali dan kekuasaan atas lingkungan. Contoh: anak-anak mulai mengeksplor diri mereka.
    v  Tahap Kerajinan dan Rasa Rendah Diri (industry versus inferiority), terjadi kira-kira pada usia sekolah (6-11 tahun). Pada masa ini anak-anak mulai memasuki dunia yang baru, yaitu sekolah.
    v   Tahap Identitas dan Kekacauan Identitas (identity versus identity confusion), terjadi pada masa-masa remaja (12-18 tahun). Pada masa ini anak dihadapkan pada masa pencarian jati diri. Keberhasilan memunculkan kemampuan untuk tetap yakin pada diri sendiri, sedangkan kegagalan mengakibatkan kebingungan peran dan rasa diri yang lemah. Ha ini biasanya terjadi ketika sedang berhubungan sos
    v  Tahap Keintiman dan Isolasi (intimacy versus isolation), terjadi pada masa dewasa muda (19-40 tahun). Tugas individu pada masa ini yaitu membentuk relasi intim dengan orang lain. Keberhasilan memunculkan hubungan kuat, sedangkan kegagalan menghasilkan kesepian. Contoh: mulai menjalin hubungan dekat dan cinta dengan orang lain.
    v  Tahap Generatifitas dan Stagnasi (generativity versus stagnation), terjadi pada masa pertengan dewasa (40-65 tahun). Ciri utama tahap ini adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, ide, dan sebagainya) serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi selanjutnya. Keberhasilan mendorong perasaan kebergunaan pencapaian, sedangkan kegagalan menghasilkan stagnasi. Contoh: ketika individu sudah bekerja dan menjadi orang tua.
    v  Tahap Integritas dan Keputusasaan (integrity versus despair), terjadi pada masadewasa akhir (65-meninggal). Orang dewasa akhir perlu melihat ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam kehidupan mereka selama ini. Keberhasilan menghasilkan perasaan arif, sedangkan kegagalan menghasilkan penyesalan dan keputusasaan.
    2.      Teori Perkembangan Kognitif
    Teori kognitif menekankan pada pikiran-pikiran sadar untuk memahami perkembangan pemikiran logis dan dampaknya terhadap perilaku.. Teori kognitif didominasi oleh Teori Piaget.
    a.      Teori Piaget
    Piaget berpendapat bahwa anak memiliki peran aktif dalam perkembangan mereka sendiri dan berinteraksi dengan lingkungannya.
    Ada empat tahap perkembangan kognitif dan pikiran secara kualitatif berbeda pada setiap tahap.
    v  Tahap Sensori motorik (0-2 tahun)
    Sensori motorik di pandang sebagai intelegensi praktis yang berfaeda bagi anak usia 0-2 tahun untuk belajar berbuat dengan lingkngannya, sebelum ia mampu berpikir mengenai apa yang ia perbuat terhadap lingkungannya.
    v  Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
    Perkembangan ini bermula pada saat anak telah memiliki kesadaran tetap eksitensinya sebuah benda yang sudah biasa ada.
    v  Tahap Operational Konkret (7-11 tahun)
    Pada periode ini terjadi pertambahan kemampuan yang disebut sistem operasional( suatu langkah berpikir).
    v  Tahap Operasional Formal (11 tahun-dewasa)
    Tahapan ini adalah tahapan anak memasuki remaja, anak akan dapat mengatasi masalah keterbatasan pikiran concrete-operasional tetapi tidak hanya berlaku bagi remaja saja tetapi juga berlaku pada saat dewasa hingga tua.
    Implikasi terhadap perkembangan belajar mengajar:
    ·         Bahasa dan cara pandang anak berbeda dengan orang dewasa.
    ·         Peserta didik akan belajar lebih baik apabila dapat mnyesuaikan lingkungan dengan baik.
    ·         Materi yang dipelajari peserta didik sebaiknya yang menurut mereka baru tapi tidak begitu sulit untuk menerimanya.
    ·         Memberi peluang agar peserta didik dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
    3.      Teori Perkembangan Behavoirisme dan Belajar Sosial
    Teori ini mengemukakan bahwa kunci untuk memahami perkembangan terletak pada perilaku yang dapat diamati dan respons individu terhadap stimulus lingkungan. Artinya, bahwa perilaku merupakan respons yang dipelajari terhadap penguatan yang diberikan oleh lingkungan. Prinsip-prinsip belajar dan pengkondisian yang digambarkan dalam teori B.F. Skinner dan John B. Watson menejlaskan tentang perkembangan manusia.
    Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura menjelaskan bahwa banyak perilaku manusia dipelajari dengan cara mangamati perilaku dan sikap-sikap orang lain, dan menggunaknnya sebagai contoh bagi perilaku kita sendiri.
    4.      Teori Perkembangan Kontektual
    Dalam psikologi, istilah kontes digunakan untuk menunjukkan kondisi yang mengelilingi suatu proses mental, dan kemudian mempengaruhi makna atau signifiknisme. Teori konstektual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari transaksi timbal balik antara anak dan konteks perkembangan sistem fisik, sosial, kulural, dan historis diana kejadian itu terjadi.
    Beberapa teori yang berpengaruh dalam teori Konstektual:
    v  Teori Etologis, teori ini menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait evolusi, dan ditandai oleh periode-periode kritis.
    v  Teori Ekologis,  teori ini memeberikan tekanan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sistem lingkugan.
    5.      Teori Perkembangan Konstruktivis Sosial
    Teori Konstruktivis sosial merupakan teori yang menekankan pengaruh lingkungan sosial dan budaya pada perkembangan. Teori-teori palong signifikan yang memperhitungkan faktor-faktor sosial dan budaya dalam perkembangan adalah Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner.
    6.      Teori Perkembangan Humanistis
    Teori humanistis muncul pada tahun 1950-an. Aloiran ini dianggap sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Teori ini adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia.
    Ciri-ciri pendekatan ini adalah sebagai berikut:
    v  Memusatkan perhatian pada person yang mengalami dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena dalam mempelajari manusia.
    v  Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas pada manusia.
    v  Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan serta menentang penekanan yang berlebihan pada objektifitas yang mengorbankan signifikasi.
    v  Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap inheren pada setiap individu.
    D.      Teori Perkembangan Manusia Menurut Erikson
    Dalam mengungkapkan teorinya, Erikson lebih menyoroti tentang perkembangan emosional manusia, namun pada dasarnya tetap memenuhi kriteria yang sama, yaitu:
    v  Melukiskan perilaku secara kualitatif berbeda
    v  Mengacu kepada persoalan umum
    v  Berlangsung dalam urutan yang tidak berubah
    v   Secara kultural bersifat universal.
    E.       Teori Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky
    Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognitif dan bahasa anak akan berkembang melalui kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Sehingga menurutnya perkembangan anak tidak berkembang tanpa adanya situasi sosial. Vygotsky percaya bahwa perkembangan anak yang dilakukan melalui interaksi sosial dan budaya dapat membantu anak dalam berfikir, berkomunikasi, dan memecahkan masalah seperti ingatan, perhatian, dan penalaran yang melibatkan pembelajaran dengan menggunakan temuan-temuan masyarakat.
    Teori vygotsky berfokus pada tiga faktor  yaitu budaya, bahasa dan zona pengembangan proximal.
    v  Budaya
    Gagasan Vygotsky bahwa budaya dan lingkungan sosial anak-anak merupakan hal utama dalam membangun pengetahuan. Anak–anak belajar  melalui melalui interaksi dengan yang lain dan juga melalui elemen budaya/kebiasaan yang mereka miliki, seperti lagu-lagu, bahasa, seni dan permainan. Misalnya, seorang anak yang tumbuh di sebagian besar negara beragama katolik bisa mengalaminya memelalui bahasa dan masyarakat tentang pandangan kuat terkait anti-aborsi. Ini akan mengakibatkan pembelajaran, pengetahuan, dan sudutpandang anak pada isu tersebut.
    Sebagai kesimpulan, Vygotsky menyatakan bahwa budaya pertama kali berefek pada pembelajaran, selama anak belajar melalui interaksi dan kerjasama dengan lainnya dan lingkungan, dan kedua, anak berkembang melalui perwakilan simbolik dari budaya anak. Sebagai contoh : seni, bahasa, permainan, lagu-lagu dan sebagainya. Perkembangan anak merefleksikan dan mendalami budaya yang mereka miliki. Oleh karena itu, budaya memberikan kerangka kerja di mana anak menciptakan arti.
    v  Bahasa
    Vigotsky melihat bawa bahasa sebagai kepentingan utama dalam proses belajar. Dia beranggapan bahwa ada hubungan nyata/jelas antara perkembangan bahasa dan kognitive. Vygotsky menyatakan bahwa kita mengartikan dan mewakili dunia kita melalui bahasa, bahasa adalah sistem simbolis yang mana kita berkomunikasi dan bahwa bahasa adalah alat budaya.
    v  Zona Jarak Perkembangan
    Sebuah faktor kunci dari Vygotsky adalah zona jarak perkembangan atau ZPD. Ide tersebut telah ada pada setiap saat seoang anak sedang berfungsi pada sebuah tingkat tertentu dari perkembangan. Bagaimana pun Vygotsky berfikir bahwa masing-masing anak sanggup berkembang lebih jauh jika didukung dan diarahkan oleh pengalaman sebelumnya.
    Zona jarak perkembangan atau ZPD merupakan jarak antara tingkat perkembangan sebenarnya dan tingkat potensial dari anak. Itu berbeda antara tingkat sebenarnya yang termasuk proses yang sudah berkembang, dan ZPD  yang termasuk proses atau fungsi-fungsi yang masih belum matang/dewasa.
    Vygotsky telah merancang sebuah model, yang menggambarkan perkembangan pembentukan konsep anak-anak.
    Implikasi teori Vygotsky dalam pembelajaran sebagai berikut:   
    Teori Vygotsky, seperti Piaget, memiliki implikasi terhadap pendidikan. Teorinya mengarah pada ide-ide tentang cara dimana pendidikan harus terstruktur.
    1.    Budaya
    Vygotsky berpendapat terhadap pentingnya budaya. Hal ini memiliki implikasi untuk pendidikan dalam hal itu telah berpendapat bahwa tes dari pencapaian perlu memperhitungkan konteks sosial anak dan bukan hanya skor mereka.Vygotsky berpendapat bahwa lingkungan sangat penting dalam perkembangan kognitif, dan karena itu membandingkan semua anak menggunakan tes yang sama tanpa memperhatikan lingkungan dapat menghasilkan hasil yang akan memberikan gambaran yang tidak akurat dari kemampuan anak. Apa yang sebenarnya yang diukur adalah lingkungan pendidikan mereka dan bukan kemampuan mereka.
    2.    Bahasa
    Bahasa dipandang penting oleh Vygotsky, itu disarankan bahwa pendidikan harus menawarkan banyak kesempatan untuk penggunaan dan pengembangan bahasa. Anak-anak perlu didorong untuk mendengarkan dan mendiskusikan ide-ide dengan teman sebaya dan guru lainnya. Dengan diskusi dan penggunaan bahasa, anak-anak dapat didorong untuk bergerak dari ide mereka saat ini ke ide-ide yang lebih maju. Melalui diskusi anak dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan pemahaman penuh dari ide-ide yang baru. Sebagainya Vygotsky menyatakan bahwa ada hubungan yang jelas antara bahasa, dan berpikir, ia akan berpendapat bahwa diskusi tentang ide-ide/gagasan mengarah ke pemahaman yang lebih besar.
    3.    ZPD
    Mungkin implikasi paling penting dari pekerjaan Vygotsky adalah peran itu disarankan bagi guru. Pembelajaran harus didasarkan pada tingkat perkembangan dan perkembangan potensial anak. Guru harus sadar bahwa anak belajar melalui eksplorasi sendiri. Guru perlu menyadari tingkat kompetensi individu anak saat penataan pembelajaran. Anak harus diberikan tugas yang mereka mendorong untuk mencapai tingkat potensi perkembangan mereka. Jika tugas yang terlalu mudah mereka tidak akan mendorong pemikiran baru atau perkembangan. Jika mereka berada di luar ZPD anak, anak akan gagal dan ini dapat berdampak negatif pada pembelajaran di masa mendatang.

    BAB IIIPENUTUP MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA

    A.    Kesimpulan
    Teori adalah pernyataan-pernyataan tentang sebuah konsep yang tersusun secara integratif yang berfungsi sebagai acuan saat harus menyebutkan/mendeskripsikan, membuat prediksi, dan menejelaskan sebuah fenomena atau perilaku yang muncul. Sedangkan, Perkembangan  dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis (saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme dan merupakan satu kesatuan yang utuh), progresif (bersifat maju, meningkat dan mendalam, baik secara kuantitatif maupun kualitatif) dan berkesinambungan (secara beraturan, berurutan, bukan secara kebetulan) menyangkut fisik maupun psikis.

    DAFTAR PUSTAKA MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA

    Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
    Budiningsih, C.A. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta: Yogyakarta
    http://madearesrasta.blogspot.com/2012/10/teori- teori perkembangan peserta didik.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar