Baca Juga
IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA - Makalah
KATA PENGANTAR MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat
dan RahmatNYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “
Implikasi Teori- Teori Perkembangan terhadap Perkembangan Manusia ”. Mungkin
dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi
penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka
penulis
sangat mengharapkan kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah
di hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan
semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Atas semua ini penulis mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Indonesia ,
19 Februari 2019
Penulis
BAB IPENDAHULUAN MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA
A. Latar
Belakang
Perkembangan manusia menunjuk pada perubahan-perubahan
yang terjadi selama rentang hidup seseorang. Dalam membahas tentang
perkembangan manusia, terdapat banyak teori. Teori perkembangan dalam hal ini
berusaha memberikan suatu kerangka konseptual yang logis dan jelas untuk
menggambarkan dan memahami perilaku dan gejala-gejala yang menimbulkan
perubahan perkembangan serta prinsip dan mekanisme yang mendasari proses
perubahan tersebut.
Dalam memahami perkembangan manusia, teori mempunyai
peranan yang sangat penting. Teori dapat membantu kita memahami gejala-gejala
dan membuat ramalan tentang bagaimana kita berkembang serta bagaimana kita
berperilaku.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan
masalah:
1. Apakah yang
dimaksud dengan teori perkembangan?
2. Apa saja
teori-teori dalam Perkembangan?
3. Bagaimana
bentuk-bentuk teori dalam perkembangan?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka diperoleh tujuan pembahasan
makalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian teori perkembangan.
2. Untuk
mengetahui apa saja teori-teori dalam perkembangan.
3. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk teori dalam perkembangan.
BAB IIPEMBAHASAN MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA
A. Pengertian implementasi
Implementasi adalah
tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang,
cermat dan terperinci.
B. Pengertian Teori Perkembangan
Teori adalah pernyataan-pernyataan tentang sebuah konsep
yang tersusun secara integratif yang berfungsi sebagai acuan saat harus
menyebutkan/mendeskripsikan, membuat prediksi, dan menejelaskan sebuah fenomena
atau perilaku yang muncul. Berdasarkan data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
suatu teori adalah satu konsepsualisasi yang umum. Suatu terori harus dapat
diuji kebenarannya. Bila tidak dia bukan suatu teori. Suatu teori akan
memperoleh arti yang penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan,
menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Dalam pembahasan tentang
perkembangan manusia, terdapat banyak teori untuk menjelaskan tentang hakikat
manusia , terutama tentang bagaimana manusia berkembang dan bertingkah laku
dalam kehidupannya.
C. Teori Perkembangan Manusia
Perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung
secara sistematis (saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara
bagian-bagian organisme dan merupakan satu kesatuan yang utuh), progresif
(bersifat maju, meningkat dan mendalam, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif) dan berkesinambungan (secara beraturan, berurutan, bukan secara
kebetulan) menyangkut fisik maupun psikis.
1. Teori
Psikodinamik
Teori psikodinamik merupakan teori yang berupaya
menjelaskan hakikat perkembangan dan kepribadian. Unsur-unsur yang sangat
diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal
lainnya. Para teoritis psikodinamik percaya bahwa perkembangan merupakan suatu
proses aktif dan dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls individu yang dibawah
sejak lahir serta pengalaman sosial dan emosional mereka. Perkembangan seorang
anak terjadi melalui serangkaian tahap, yang setiap tahapnya anak mengalami
konflik-konflik internal yang harus diselesaikan sebelum memasuki tahap
berikutnya. Teori ini banyak dipengaruhi Sigmund Freud dan Erik Erikson.
a. Teori
Psikoanalisis Freud
Teori ini berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai
salah satu aspek kepribadian. Freud
meyakini bahwa kepribadian manusia memiliki tiga struktur penting, yaitu
id, ego, dan superego.
v Id, merupakan struktur kepribadian yang asli, yang berisi
segala sesuatu yang secara psikologis telah ada sejak lahir. Id merupakan reservior
(gudang) energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk menggerakkan kedua
struktur yang lain. Id merupakan sesuatu komponen yang menggunakan prinsip
kesenangan.
Contoh: orang yang lapar, pasti akan membayangkan
makanan. Tetapi tidak akan menjadi kenyang jika hanya membayangkan. Karena itu,
perlu adanya sistem lain yang menghubungkan pribadi dengan dunia objektif,
yaitu ego.
v Ego, merupakan bagian kepribadian yang bertugas sebagai
pelaksana yang bekerja atas dasar kenyataan pada dunia luar atau realitas yang
ada di luar dirinya. Ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah,
mengatur, dan mengendalikan kepribadian
Contoh:.ketika seseorang merasa lapar (dorogan dari id),
maka ego akan memuaskan angan-angan tersebut dengan mencari makanan yang benar-benar
nyata.
v Superego, merupakan dasar moral dari hati nurani.
Superego memegang kendali atau filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga
tahu baik-buruk, benar-salah, dan boleh tidak.
b. Teori
Psikososial Erikson
Menurut teori psikososial Erikson, kepribadian terbentuk
ketika seseorang melewati tahap psikososial sepanjang hidupnya. Psikososial
berarti tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh
pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi
matang secara fisik dan psikologis. Perkembangan manusia dibedakan berdasarkan
kualitas ego dalam delapan tahap perkembangan. Empat tahap pertama terjadi pada
masa bayi, dan empat tahap terakhir terjadi pada masa dewasa sampai usia tua.
v Tahap kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus
mistrust), merupakan tahap yang terjadi
selama tahun-tahun pertama. Contoh dalam tahap ini adalah hubungan antara ibu
dengan bayi. Ketika ibu memberi makan, memeluknya, mengajak berbicara, maka
bayi akan merasa bahwa dirinya diterima di dalam lingkungannya. Hal ini yang
menjadi landasan pertama bagi rasa percaya. Sebaliknya, jika ibu tidak memenuhi
kebutuhan sang bayi, maka dalam diri bayi akan timbul rasa ketidakpercayaan
terhadap lingkungannya.
v Tahap otonomi dengan rasa malu dan ragu (autonomi versus
shame and doubt), yaitu tahap kedua perkembangan psikososial yang berlangsung
pada akhir masa bayi dan masa baru pandai berjalan. Contohnya: anak mulai
berlatih untuk pergi ke toilet.
v Tahap Inisiatif dengan Rasa Bersalah (initiatif versus
guilt), terjadi pada masa-masa prasekolah (3-5 tahun). Anak-anak perlu mulai
menunjukkan kendali dan kekuasaan atas lingkungan. Contoh: anak-anak mulai
mengeksplor diri mereka.
v Tahap Kerajinan dan Rasa Rendah Diri (industry versus
inferiority), terjadi kira-kira pada usia sekolah (6-11 tahun). Pada masa ini
anak-anak mulai memasuki dunia yang baru, yaitu sekolah.
v Tahap Identitas
dan Kekacauan Identitas (identity versus identity confusion), terjadi pada
masa-masa remaja (12-18 tahun). Pada masa ini anak dihadapkan pada masa
pencarian jati diri. Keberhasilan memunculkan kemampuan untuk tetap yakin pada
diri sendiri, sedangkan kegagalan mengakibatkan kebingungan peran dan rasa diri
yang lemah. Ha ini biasanya terjadi ketika sedang berhubungan sos
v Tahap Keintiman dan Isolasi (intimacy versus isolation),
terjadi pada masa dewasa muda (19-40 tahun). Tugas individu pada masa ini yaitu
membentuk relasi intim dengan orang lain. Keberhasilan memunculkan hubungan
kuat, sedangkan kegagalan menghasilkan kesepian. Contoh: mulai menjalin
hubungan dekat dan cinta dengan orang lain.
v Tahap Generatifitas dan Stagnasi (generativity versus
stagnation), terjadi pada masa pertengan dewasa (40-65 tahun). Ciri utama tahap
ini adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, ide, dan
sebagainya) serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi
selanjutnya. Keberhasilan mendorong perasaan kebergunaan pencapaian, sedangkan
kegagalan menghasilkan stagnasi. Contoh: ketika individu sudah bekerja dan
menjadi orang tua.
v Tahap Integritas dan Keputusasaan (integrity versus
despair), terjadi pada masadewasa akhir (65-meninggal). Orang dewasa akhir
perlu melihat ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam
kehidupan mereka selama ini. Keberhasilan menghasilkan perasaan arif, sedangkan
kegagalan menghasilkan penyesalan dan keputusasaan.
2. Teori
Perkembangan Kognitif
Teori kognitif menekankan pada pikiran-pikiran sadar
untuk memahami perkembangan pemikiran logis dan dampaknya terhadap perilaku..
Teori kognitif didominasi oleh Teori Piaget.
a. Teori
Piaget
Piaget berpendapat bahwa anak memiliki peran aktif dalam
perkembangan mereka sendiri dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ada empat tahap perkembangan kognitif dan pikiran secara
kualitatif berbeda pada setiap tahap.
v Tahap Sensori motorik (0-2 tahun)
Sensori motorik di
pandang sebagai intelegensi praktis yang berfaeda bagi anak usia 0-2 tahun
untuk belajar berbuat dengan lingkngannya, sebelum ia mampu berpikir mengenai
apa yang ia perbuat terhadap lingkungannya.
v Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Perkembangan
ini bermula pada saat anak telah memiliki kesadaran tetap eksitensinya sebuah
benda yang sudah biasa ada.
v Tahap Operational Konkret (7-11 tahun)
Pada
periode ini terjadi pertambahan kemampuan yang disebut sistem operasional(
suatu langkah berpikir).
v Tahap Operasional Formal (11 tahun-dewasa)
Tahapan
ini adalah tahapan anak memasuki remaja, anak akan dapat mengatasi masalah
keterbatasan pikiran concrete-operasional tetapi tidak hanya berlaku bagi
remaja saja tetapi juga berlaku pada saat dewasa hingga tua.
Implikasi
terhadap perkembangan belajar mengajar:
·
Bahasa
dan cara pandang anak berbeda dengan orang dewasa.
·
Peserta
didik akan belajar lebih baik apabila dapat mnyesuaikan lingkungan dengan baik.
·
Materi
yang dipelajari peserta didik sebaiknya yang menurut mereka baru tapi tidak
begitu sulit untuk menerimanya.
·
Memberi
peluang agar peserta didik dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
3. Teori
Perkembangan Behavoirisme dan Belajar Sosial
Teori ini mengemukakan bahwa kunci untuk memahami
perkembangan terletak pada perilaku yang dapat diamati dan respons individu
terhadap stimulus lingkungan. Artinya, bahwa perilaku merupakan respons yang
dipelajari terhadap penguatan yang diberikan oleh lingkungan. Prinsip-prinsip
belajar dan pengkondisian yang digambarkan dalam teori B.F. Skinner dan John B.
Watson menejlaskan tentang perkembangan manusia.
Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura
menjelaskan bahwa banyak perilaku manusia dipelajari dengan cara mangamati
perilaku dan sikap-sikap orang lain, dan menggunaknnya sebagai contoh bagi
perilaku kita sendiri.
4. Teori
Perkembangan Kontektual
Dalam psikologi, istilah kontes digunakan untuk
menunjukkan kondisi yang mengelilingi suatu proses mental, dan kemudian
mempengaruhi makna atau signifiknisme. Teori konstektual memandang perkembangan
sebagai proses yang terbentuk dari transaksi timbal balik antara anak dan
konteks perkembangan sistem fisik, sosial, kulural, dan historis diana kejadian
itu terjadi.
Beberapa teori yang berpengaruh dalam teori Konstektual:
v Teori Etologis, teori ini menekankan bahwa perilaku
sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait evolusi, dan ditandai oleh periode-periode
kritis.
v Teori Ekologis,
teori ini memeberikan tekanan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sistem
lingkugan.
5. Teori
Perkembangan Konstruktivis Sosial
Teori Konstruktivis sosial merupakan teori yang menekankan
pengaruh lingkungan sosial dan budaya pada perkembangan. Teori-teori palong
signifikan yang memperhitungkan faktor-faktor sosial dan budaya dalam
perkembangan adalah Lev Vygotsky dan Urie Bronfenbrenner.
6. Teori
Perkembangan Humanistis
Teori humanistis muncul pada tahun 1950-an. Aloiran ini
dianggap sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Teori ini
adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku
manusia.
Ciri-ciri pendekatan ini adalah sebagai berikut:
v Memusatkan perhatian pada person yang mengalami dan
karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena dalam mempelajari manusia.
v Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas pada manusia.
v Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih
masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan
digunakan serta menentang penekanan yang berlebihan pada objektifitas yang
mengorbankan signifikasi.
v Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang pada
kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang
inheren pada setiap inheren pada setiap individu.
D. Teori Perkembangan Manusia Menurut Erikson
Dalam mengungkapkan teorinya, Erikson lebih menyoroti
tentang perkembangan emosional manusia, namun pada dasarnya tetap memenuhi
kriteria yang sama, yaitu:
v
Melukiskan
perilaku secara kualitatif berbeda
v
Mengacu
kepada persoalan umum
v
Berlangsung
dalam urutan yang tidak berubah
v
Secara kultural bersifat universal.
E. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky
Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognitif dan
bahasa anak akan berkembang melalui kegiatan-kegiatan sosial dan budaya.
Sehingga menurutnya perkembangan anak tidak berkembang tanpa adanya situasi
sosial. Vygotsky percaya bahwa perkembangan anak yang dilakukan melalui
interaksi sosial dan budaya dapat membantu anak dalam berfikir, berkomunikasi,
dan memecahkan masalah seperti ingatan, perhatian, dan penalaran yang
melibatkan pembelajaran dengan menggunakan temuan-temuan masyarakat.
Teori vygotsky berfokus pada tiga faktor yaitu budaya, bahasa dan zona pengembangan
proximal.
v
Budaya
Gagasan Vygotsky bahwa budaya dan lingkungan sosial
anak-anak merupakan hal utama dalam membangun pengetahuan. Anak–anak
belajar melalui melalui interaksi dengan
yang lain dan juga melalui elemen budaya/kebiasaan yang mereka miliki, seperti
lagu-lagu, bahasa, seni dan permainan. Misalnya, seorang anak yang tumbuh di
sebagian besar negara beragama katolik bisa mengalaminya memelalui bahasa dan
masyarakat tentang pandangan kuat terkait anti-aborsi. Ini akan mengakibatkan
pembelajaran, pengetahuan, dan sudutpandang anak pada isu tersebut.
Sebagai kesimpulan, Vygotsky menyatakan bahwa budaya
pertama kali berefek pada pembelajaran, selama anak belajar melalui interaksi
dan kerjasama dengan lainnya dan lingkungan, dan kedua, anak berkembang melalui
perwakilan simbolik dari budaya anak. Sebagai contoh : seni, bahasa, permainan,
lagu-lagu dan sebagainya. Perkembangan anak merefleksikan dan mendalami budaya
yang mereka miliki. Oleh karena itu, budaya memberikan kerangka kerja di mana
anak menciptakan arti.
v
Bahasa
Vigotsky melihat bawa bahasa sebagai kepentingan utama
dalam proses belajar. Dia beranggapan bahwa ada hubungan nyata/jelas antara
perkembangan bahasa dan kognitive. Vygotsky menyatakan bahwa kita mengartikan
dan mewakili dunia kita melalui bahasa, bahasa adalah sistem simbolis yang mana
kita berkomunikasi dan bahwa bahasa adalah alat budaya.
v
Zona
Jarak Perkembangan
Sebuah faktor kunci dari Vygotsky adalah zona jarak perkembangan
atau ZPD. Ide tersebut telah ada pada setiap saat seoang anak sedang berfungsi
pada sebuah tingkat tertentu dari perkembangan. Bagaimana pun Vygotsky berfikir
bahwa masing-masing anak sanggup berkembang lebih jauh jika didukung dan
diarahkan oleh pengalaman sebelumnya.
Zona jarak perkembangan atau ZPD merupakan jarak antara
tingkat perkembangan sebenarnya dan tingkat potensial dari anak. Itu berbeda
antara tingkat sebenarnya yang termasuk proses yang sudah berkembang, dan
ZPD yang termasuk proses atau
fungsi-fungsi yang masih belum matang/dewasa.
Vygotsky telah merancang sebuah model, yang menggambarkan
perkembangan pembentukan konsep anak-anak.
Implikasi teori Vygotsky dalam pembelajaran sebagai
berikut:
Teori Vygotsky, seperti Piaget, memiliki implikasi
terhadap pendidikan. Teorinya mengarah pada ide-ide tentang cara dimana
pendidikan harus terstruktur.
1. Budaya
Vygotsky berpendapat terhadap pentingnya budaya. Hal ini
memiliki implikasi untuk pendidikan dalam hal itu telah berpendapat bahwa tes
dari pencapaian perlu memperhitungkan konteks sosial anak dan bukan hanya skor
mereka.Vygotsky berpendapat bahwa lingkungan sangat penting dalam perkembangan
kognitif, dan karena itu membandingkan semua anak menggunakan tes yang sama
tanpa memperhatikan lingkungan dapat menghasilkan hasil yang akan memberikan
gambaran yang tidak akurat dari kemampuan anak. Apa yang sebenarnya yang diukur
adalah lingkungan pendidikan mereka dan bukan kemampuan mereka.
2. Bahasa
Bahasa dipandang penting oleh Vygotsky, itu disarankan
bahwa pendidikan harus menawarkan banyak kesempatan untuk penggunaan dan
pengembangan bahasa. Anak-anak perlu didorong untuk mendengarkan dan
mendiskusikan ide-ide dengan teman sebaya dan guru lainnya. Dengan diskusi dan
penggunaan bahasa, anak-anak dapat didorong untuk bergerak dari ide mereka saat
ini ke ide-ide yang lebih maju. Melalui diskusi anak dapat mengajukan
pertanyaan dan memberikan pemahaman penuh dari ide-ide yang baru. Sebagainya
Vygotsky menyatakan bahwa ada hubungan yang jelas antara bahasa, dan berpikir,
ia akan berpendapat bahwa diskusi tentang ide-ide/gagasan mengarah ke pemahaman
yang lebih besar.
3. ZPD
Mungkin implikasi paling penting dari pekerjaan Vygotsky
adalah peran itu disarankan bagi guru. Pembelajaran harus didasarkan pada
tingkat perkembangan dan perkembangan potensial anak. Guru harus sadar bahwa
anak belajar melalui eksplorasi sendiri. Guru perlu menyadari tingkat
kompetensi individu anak saat penataan pembelajaran. Anak harus diberikan tugas
yang mereka mendorong untuk mencapai tingkat potensi perkembangan mereka. Jika
tugas yang terlalu mudah mereka tidak akan mendorong pemikiran baru atau
perkembangan. Jika mereka berada di luar ZPD anak, anak akan gagal dan ini
dapat berdampak negatif pada pembelajaran di masa mendatang.
BAB IIIPENUTUP MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA
A.
Kesimpulan
Teori adalah
pernyataan-pernyataan tentang sebuah konsep yang tersusun secara integratif
yang berfungsi sebagai acuan saat harus menyebutkan/mendeskripsikan, membuat prediksi,
dan menejelaskan sebuah fenomena atau perilaku yang muncul. Sedangkan,
Perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara
sistematis (saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian
organisme dan merupakan satu kesatuan yang utuh), progresif (bersifat maju,
meningkat dan mendalam, baik secara kuantitatif maupun kualitatif) dan
berkesinambungan (secara beraturan, berurutan, bukan secara kebetulan)
menyangkut fisik maupun psikis.
DAFTAR PUSTAKA MAKALAH IMPLIKASI TEORI- TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP MANUSIA
Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Budiningsih, C.A. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit
Rinika Cipta: Yogyakarta
http://madearesrasta.blogspot.com/2012/10/teori- teori perkembangan peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar